.

Selasa, 09 Mei 2017

GELIAT GERAKAN LITERASI SEKOLAH





Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dikembangkan berdasarkan Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti mempunyai tujuan Umum: Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Serta mempunyai tujuan Khusus: (a) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah; (b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat; (c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan;(d) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca ( Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama, hal.2 tahun 2016)

Diawal pelaksanaannya, GLS  dilaksanakan dengan cara membaca buku nonpelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai dengan model dan metode yang bervariasi disesuaikan dengan kondisi sekolah dan tingkat kreatifitas dari sekolah terebut. Model dan metode yang dilaksanakan diantaranya adalah kegiatan membaca limabelas menit dilaksanakan di kelas, ada pula kegiatan membaca limabelas menit dilaksanakan dilapangan sekolah dan masih banyak lagi metode yang diterapkan oleh sekolah agar tidak terjadi kejenuhan dalam pelaksanaannya.
Waktu satu tahun pelajaran atau satu semester dianggap cukup untuk meletakkan dasar dalam menumbuhkan keasadaran dan kebiasaan membaca bagi semua jajaran yang ada di sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, staff, dan semua siswa jika kegiatan terebut dilaksanakan dengan kontinyu dan terorganisisr dengan baik.
Kesadaran pentingnya membaca yang sudah menjadi kebiasaan dari seluruh warga sekolah tersebut merupakan tahapan dari GLS yang paling dasar. Hal ini didasarkan buku Strategi Literasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Oleh Satgas GLS Ditjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017. Hal. 12 bahwa ada Tiga Tahapan Gerakan Literasi Sekolah
Tahap I: Tahap Pembiasaan yaitu tahap penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca dan tanpa tagihan;
Tahap II: Tahap meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan dan ada tagihan non akademik;
Tahap III: Tahap meningkatkan kemampuan literasi disemua matapelajaran: Menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua matapelajaran; ada tagihan akademik dan atau non akademik.
Dari tiga tahapan pelaksanaan literasi sekolah diatas dapat kita pahami bahwa tahapan kedua dari GLS adalah tahap pengembangan yaitu tahap meningkatkan kemampuan literasi melalui lkegiatan menanggapi buku pengayaan ada tagihan non akademik.

Kegiatan pengembangan ini merupakan  tantangan selanjutnya bagi sekolah yang sudah melaksanakan tahap I yaitu tahap pembiasaan. Sekarang timbul pertanyaan. Bagaimana dengan sekolah-sekolah yang belum melaksanakan tahap I(tahap pembiasaan)? Apakah langsung melaksanakan ke Tahap ke II ataukah melaksanakan dulu tahap I?
Bagi sekolah yang sudah melaksanakan tahap I, tentu pengalaman, kendala, keberhasilan pelaksanaan GLS tahap I dapat dijadikan pembelajaran yang berharga dalam melaksanakan GLS tahap II, sehingga pelaksanaan GLS tahap ke II akan lebih baik dan berhasil. GusNdol_100517.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar